Peranan Media Komunikasi Sebagai Sarana Informasi Persuasif Dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Ditinjau Dari Aspek Ontologis, Epistimologis Dan Aksiologis (Studi Kasus Pada Video Blog Bicara #Uangkita Oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati Bersama Maudy Ayunda)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, semua aspek dalam segala aktifitas manusia tidak dapat terlepas dari komunikasi. Sejak manusia hadir dalam kehidupan, sejak itu pula terjadi proses pertukaran ide, informasi, gagasan, keterangan, imbauan, permohonan, saran, usul, bahkan perintah. Dengan itu pula, informasi atau pengetahuan yang ditemukan oleh seseorang atau kelompok manusia dapat diterima banyak orang dan pada akhirnya persepsi terhadap suatu hal mampu membuat masyarakat memahaminya secara bersama-sama. Perkembangan fenomena komunikasi tergantung sejauh mana perkembangan sumber komunikasi, yaitu pesan dan informasi (pengetahuan yang ada pada masyarakat), hingga media (teknologi komunikasi) yang ada. Kemajuan teknologi komunikasi yang semakin canggih, berakibat pada informasi sangat berlimpah dan seolah-olah tidak mempunyai batas lagi. Sehingga masyarakat tidak dapat menghindar dari terjangan arus informasi yang sangat deras, baik informasi yang positif maupun yang negatif.
Untuk mencapai komunikasi yang efektif kita memerlukan media. Berkembangnya media saat ini merupakan salah satu wujud era reformasi dan keterbukaan informasi. Komunikasi dapat ditentukan berhasil atau tidaknya tergantung bagaimana komunikator dapat mempengaruhi komunikan, sehingga komunikan dapat bersikap dan berperilaku atau bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Untuk menunjang hal tersebut, maka media sangat mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Salah satunya adalah fenomena jejaring sosial yang terjadi pada masa ini dengan memanfaatkan fasilitas internet. Jejaring sosial merupakan sebuah website dengan antarmuka, aplikasi atau platform tertentu, yang didedikasikan serta memungkinkan penggunanya untuk dapat berkomunikasi melalui informasi, pesan, gambar, video, komentar, poling, dan lain sebagainya. Jenisnya pun bermacam-macam dengan berbagai fungsi yang berbeda-beda, seperti Facebook, Instagram, Twitter, Path, hingga YouTube, dsb.
Tulisan ini berfokus kepada munculnya fenomena blog dalam bentuk video atau yang biasa dikenal dengan sebutan Vlog. Fenomena ini menarik karena memanfaatkan jejaring sosial media. Vlog yaitu satu video yang diisi bermacam content dapat diisi mengenai opini, cerita keseharian, atau apa pun itu. Vlog sendiri termasuk masih baru di Indonesia, akan tetapi beberapa pegiat Vlog yang dimaksud juga Vlogger makin hari semakin banyak pula. Tidak heran memang, ini sudah pasti berkaitan erat dengan kenyataan kalau pemakai internet di Indonesia yang makin hari makin banyak. Vlog atau video blog ini jadi cepat booming di Indonesia lantaran tawarkan hal yang baru dalam sharing content. Ada bermacam tujuan dalam Vlogging, dari sebatas memberi hiburan pada pemirsa, mengemukakan kritik, mengajak pada suatu kebaikan, promo sampai dengan menginginkan memperoleh pendapatan dari video yang diupload. Saat ini, dengan perkembangan teknologi content vlog makin gampang di buat. Cukup hanya memakai handphone saja telah dapat membuat content yang menarik.
Sama halnya dengan apa yang telah dilakukan oleh Sri Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D, Menteri Keuangan Republik Indonesia. Melalui vlog-nya, Sri Mulyani mengajak kepada masyarakat Indonesia akan pentingnya sadar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia (APBN) dengan gerakan #SadarAPBN adalah #UangKita, uang rakyat Indonesia yang digunakan sebesar-besarnya demi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sadar APBN adalah upaya untuk mengajak masyarakat memahami anggaran negerinya. Setelah meningkatkan kesadaran, diharapkan masyarakat dapat aktif memberikan kontribusi langsung kepada negeri. Kontribusi ini tidak hanya mengetahui dan mengawasi pengeluaran yang tercatat pada Belanja Negara, dan juga aktif memberi kontribusi pada Pendapatan Negara. Masyarakat banyak yang tidak menyadari, bahwa apa yang sebenarnya sudah dilakukan oleh masyarakat itu sendiri dalam kegiatan sehari-harinya adalah bagian dari APBN. Vlog yang dibuat oleh Sri Mulyani tersebut sebagai contoh konkret dari meleknya penggunaan teknologi saat ini sebagai informasi persuasif kepada masyarakat terkait dengan apa yang dilakukan pemerintah. Sri Mulyani, mengajak Maudy Ayunda yang merupakan salahsatu aktris multitalent kelahiran asli Indonesia. Dalam vlog yang diberi judul Bicara #UangKita, Maudy Ayunda mendapatkan kesempatan nge-vlog tersebut untuk mewakili generasi millennials tentang peran anak zaman "now" terhadap #UangKita. Dalam vlog tersebut juga Sri Mulyani menekankan peran penting anak-anak muda untuk ikut memahami, mengawasi, dan mengkritisi penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Terkait dengan studi kasus diatas, jika ditinjau dari filsafat ilmu komunikasi yang dilihat dari aspek ontologi, epistimologi dan aksiologi, semua memiliki hubungan atau dalam kata lain saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Aspek ontologi dapat dilihat dari “keapaan” dalam video blog tersebut, epistimologi dilihat dari “kebagaimanaan” video tersebut dan aksiologi dilihat dari “kegunaan” atau fungsi dari video blog yang telah dibuat tersebut.

1.2.       Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian dan latar belakang diatas, maka rumusan dalam makalah ini adalah Bagaimana Peranan Media Komunikasi sebagai Sarana Informasi Persuasif dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Ditinjau dari aspek Ontologi, Espistemologi dan Aksiologi?”.

1.3.       Tujuan Penulisan
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami peranan media komunikasi sebagai sarana informasi persuasif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dengan menggunakan landasan Ontologi, Espistemologi dan Aksiologi.

  
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.       Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi berasal dari bahasa inggris “communication, secara epistemologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki makana “berbagi” atau “menjadi milik bersama” yaitu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminilogis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi ini adalah manusia. Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut dijelaskan secara efektif oleh Effendy bahwa para ahli komunikasi sering mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyannya, The Structure and Function of Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel to Whom with What Effect?.
Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia, baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu – individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup (Rakhmat, 1998:1). Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tal langsung melalui media (Effendy, 2006 : 5). Pengertian komunikasi memang sangat sederhana dan mudah dipahami, tetapi dalam pelaksanaannya sangat sulit dipahami, terlebih lagi bila yang terlibat komunikasi memiliki referensi yang berbeda, atau di dalam komunikasi berjalan satu arah misalnya dalam media massa, tentunya untuk membentuk persamaan ini akan mengalami banyak hambatan (Wahyudi, 1986: 29). Sedangkan menurut Onong U. Effendy (1984 : 6), komunikasi adalah peristiwa penyampaian ide manusia.
Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan yang dapat berupa pesan informasi, ide, emosi, keterampilan dan sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat menimbulkan efek berupa tingkah laku yang dilakukan dengan media-media tertentu.

2.2.       Media Komunikasi
Media komunikasi adalah salah satu unsur dalam dunia komunikasi yang sangat penting, khususnya dalam komunikasi modern atau dewasa ini dengan media komunikasi modern yang sebagian besar terjadi melalui macam macam media komunikasi yang tidak pernah sebelumnya terpikirkan oleh semua orang, bahkan internet sebagai media komunikasi pun tidak terpikirkan sebelumnya. Media komunikasi merupakan sebuah sarana atau alat yang dipakai sebagai penyampaian pesan dari komunikator kepada khalayak. Media sangat dominan dalam berkomunikasi ialah pancaindra manunsia seperti mata, telinga. Media komunikasi juga dijelaskan untuk sebuah sarana yang dipakai utnuk memproduksi, mengolah, reproduksi, serta mendistribusikan untuk menyampaikan sebuah informasi. Media komunikasi sangat berperan penting untuk kehidupan seluruh masyarakat. Dengan sederhana, media komunikasi merupakan perantara dalam menyampaikan sebuah informasi dari komunikator kepada komunikan yang memiliki tujuan agar efisien dalam menyebarkan pesan atau informasi.
Menurut Wilbur Schram, media adalah teknologi yang digunakan untuk membawa pesan. Para ahli yang lain biasanya mendefinisikan media komunikasi sebagai suatu alat pembawa pesan sehingga memungkinkan pesan yang dibuat oleh subjek komunikasi tersampaikan pada objek komunikasi yang berada di belahan bumi yang lain, tempat yang lain, atau pada waktu tertentu yang tidak memungkinkan antara subjek dan objek komunikasi untuk bertemu, seperti misalnya media baru yang dapat dipelajari dengan teori media baru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media komunikasi pada prinsipnya adalah suatu alat pembawa pesan subjek komunikasi agar dapat diterima oleh objek komunikasi.

2.3.       Filsafat Komunikasi
Filsafat dalam bahasa yunani “ Philos sophia” mengandung makna cinta akan kebijaksanaan atau kebenaran. Sementara itu, filsafat ilmu dapat diartikan sebagai landasan pemikiran yang mendasar dari suatu ilmu untuk mencapai kebenaran. Dimana kita ketahui bahwa filsafat merupakan induk dari ilmu pengetahuan termasuk ilmu komunikasi. Filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah secara mendasar mengenai keilmuan komunikasi dari teori hingga semua hal yang terkait dengannya. Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy, filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah secara fundamental, metodologis, analitis, kritis, dan holistis teori. Tidak hanya itu, filsafat komunikasi juga mempelajari proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifat, tatanan, tujuaan dan fungsinya, teknik, serta peranannya.
Filsafat ilmu komunikasi mempertanyakan bagaimana aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi komunikasi. Komunikasi pada awalnya dianggap sebagai suatu proses linear antara komunikator dan komunikan yang saling bertukar pesan melalui media yang mereka gunakan dan terus berkembang seiring dengan perubahan yang faktor manusia yang mulai diperhitungkan. Komunikasi yang awalnya hanya dipandang satu arah berkembang sedemikian rupa hingga menghasilkan berbagai macam bentuk komunikasi, diantaranya yaitu komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa dan komunikasi publik.
Pada dasarnya filsafat komunikasi memberikan pengetahuan tentang kedudukan Ilmu Komunikasi:
1.      Ontologis
Ontologi berarti studi tentang arti “ada” dan “berada”, tentang ciri-ciri esensial dari yang ada dalam dirinya sendiri, menurut bentuknya yang paling abstrak (Suparlan : 2005). Ontolgi sendiri berarti memahami hakikat jenis ilmu pengetahuan itu sendiri yang dalam hal ini adalah Ilmu Komunikasi. Pertanyaan yang menyangkut ontologi ini antara lain: Apakah ilmu komunikasi? Apakah yang ditelaah oleh ilmu komunikasi? Apakah objek kajiannya? Bagaimanakah hakikat komunikasi yang menjadi objek kajiannya?
2.      Epistemologis
Persoalan utama epsitemologis Ilmu Komunikasi adalah mengenai persoalan apa yang dapat kita ketahui dan bagaimana cara mengetahuinya, “what can we know, and how do we know it?” (Lacey: 1976). Menurut Lacey, hal-hal yang terkait meliputi “belief, understanding, reason, judgement, sensation, imagination, supposing, guesting, learning, and forgetting”. Pertanyaan yang menyangkut epistimolig ini antara lain: Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan menjadi ilmu? Bagaimanakah prosedurnya, metodologinya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar bisa mendapat pengetahuan dan ilmu yang benar dalam hal komunikasi? Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?
3.      Aksiologis 
Hakikat individual ilmu pengetahuan yang bersitaf etik terkait aspek kebermanfaat ilmu itu sendiri. Seperti yang telah disinggung pada aspek epistemologis bahwa aspek aksiologis sangat terkait dengan tujuan pragmatic filosofis yaitu azas kebermanfaatan dengan tujuan kepentingan manusia itu sendiri. Perkembangan ilmu Komunikasi erat kaitannya dengan kebutuhan manusia akan komunikasi. Pertanyaan yang menyangkut aksiologi ini antara lain: Untuk apa ilmu komunikasi itu digunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan pengetahuan dan ilmu tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimanakah kaitan ilmu komunikasi berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara operasionalisasi metode ilmiah dalam upaya melahirkan dan menemukan teori-teori dan aplikasi ilmu komunikasi dengan norma-norma moral dan profesional?

  
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.       Jenis Penelitian
Penelitian dalam ilmu sosial dan kemanusiaan menurut Koentjaraningrat (2001, dalam Soriano, 2012) adalah: “Segala aktifitas yang berdasarkan disiplin ilmu untuk mengumpulkan, menganalisa dan menafsirkan fakta-fakta secara berhubungan antara fakta alam, masyarakat, kekuatan, dan rohani manusia guna menemukan prinsip-prinsip pengetahuan dan metode-metode dalam usaha menanggapi hal-hal tersebut”.
Penelitian dengan jenis kualitatif menurut Ndraha (2003), “Merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan tentang seluas-luasnya obyek pada satu masa atau saat tertentu”
Sedangkan menurut Moleong (2002), menyatakan bahwa penelitian kualitatif akan dapat:
1.      Melukiskan keadaan obyek pada suatu saat
2.      Mengidentifikasi data yang menunjukkan gejala-gejala daripada suatu peristiwa
3.      Menentukan data yang menunjukkan hubungan dari suatu realita
4.      Mengumpulkan data yang dapat menunjukkan suatu gagasan atau ide atau peraturan
Dengan demikian penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, dengan mendeskripsikan temuan yang diperoleh didalam penelitian untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi.

3.2.       Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data primer dengan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari jurnal, buku dokumentasi, dan internet.
3.2.1.      Studi Literatur
Studi literatur adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-data atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu penelitian. Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber, jurnal, buku dokumentasi, internet dan pustaka.


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1.       Studi Kasus
Sri Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D, Menteri Keuangan Republik Indonesia. Membuat sebuah video blog berisi sebuah ajakan kepada masyarakat tentang pentingnya sadar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia (APBN). Melalui vlog-nya, Sri Mulyani memperkenalkan gerakan #SadarAPBN adalah #UangKita. APBN memang uang rakyat Indonesia yang digunakan sebesar-besarnya demi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sadar APBN merupakan upaya untuk mengajak masyarakat memahami anggaran negerinya. Setelah meningkatkan kesadaran, diharapkan masyarakat dapat aktif memberikan kontribusi langsung kepada negeri. Kontribusi ini tidak hanya mengetahui dan mengawasi pengeluaran yang tercatat pada Belanja Negara, dan juga aktif memberi kontribusi pada Pendapatan Negara. Masyarakat banyak yang tidak menyadari, bahwa apa yang sebenarnya sudah dilakukan oleh masyarakat itu sendiri dalam kegiatan sehari-harinya adalah bagian dari APBN.
Vlog yang dibuat oleh Sri Mulyani tersebut mengajak Maudy Ayunda yang merupakan salahsatu aktris multitalent kelahiran asli Indonesia. Dalam vlog yang diberi judul Bicara #UangKita, Maudy Ayunda mendapatkan kesempatan nge-vlog bersama Sri Mulyani untuk mewakili generasi millennials tentang peran anak zaman "now" terhadap #UangKita. Sri Mulyani mencoba untuk merangkul generasi muda untuk lebih sadar akan menekankan peran penting anak-anak muda untuk ikut memahami, mengawasi, dan mengkritisi penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

4.2.       Analisa Hasil Studi Kasus
4.2.1.      Ditinjau dari Aspek Ontologi
Pada masa sekarang ini, keberadaan sebuah media pendukung sangat mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Video Blog (Vlog) menjadi fenomena baru yang dapat dimanfaatkan sebagai bentuk penyampaian pesan yang lebih efisien. Dalam studi kasus ini, maka tinjauan dari aspek ontologi dapat dilihat dari “keapaan” vlog tersebut. Ini dapat berarti pula mengenai hakikat atau apa yang melatarbelakangi pembuatan vlog. Sri Mulyani, membuat vlog tersebut tentu dalam rangka untuk menyadarkan masyarakat luas, khususnya bagi kalangan millennials di Indonesia mengenai pentingnya sadar APBN. Rendahnya kepengetahuan masyarakat dalam menyadari APBN, yang mana itu merupakan uang rakyat Indonesia yang dikelola oleh pemerintah. Juga mengenai bagaimana pentingnya peran anak-anak muda dalam memahami, mengawasi, dan mengkritisi penggunaan APBN.
Sri Mulyani mencoba untuk mencari cara bagaimana dapat mengkomunikasikan gerakan sadar APBN yang dalam penyampaian informasinya dapat merangkul generasi muda. Maka dibuatlah sebuah video, yang dibungkus dalam bentuk kreatif mengenai kesadaran akan APBN dan peran generasi muda zaman “now” terhadap #UangKita sesuai judul pada video blog tersebut.

4.2.2.      Ditinjau dari Aspek Epistimologi
Jika ditinjau dari aspek epistimologi, pada kasus ini dijelaskan mengenai bagaimana pesan atau informasi disampaikan meliputi cara penyampaian pesan atau informasinya itu sendiri. Pesan disampaikan dalam sebuah bentuk video blog yang cukup menarik dan kreatif. Video Blog atau yang lebih dikenal dengan Vlog adalah video yang berisi cuplikan mengenai cerita keseharian seseorang, opini, atau apa pun itu hal yang menarik lainnya untuk disampaikan. Hal ini menjadi menarik karena dalam penyajiannya, pesan disampaikan dengan gaya non-formal dan cenderung santai. Adapun bagaimana pesan disalurkan/didistribusikan, Sri Mulyani menggunakan sosial media dalam proses penyebarannya, yaitu mengunggah vlog tersebut di akun Instagram dan twitter miliknya. Tak hanya itu, Maudy Ayunda yang disini berperan sebagai wakil dari generasi millennials pun turut mengunggah vlog tersebut di akun sosial medianya. Kemudian vlog juga di unggah pada channel YouTube Kementerian Keuangan RI, lalu diviralkan menggunakan tagar #SadarAPBN dan #UangKita.

4.2.3.      Ditinjau dari Aspek Aksiologi
Dari pembahasan ontologi dan epistimologi sebelumnya, dapat dilihat aspek aksiologi yang mana merupakan manfaat dan fungsi dibuatnya video blog tersebut. Vlog tersebut bertujuan untuk menyadarkan masyarakat Indonesia akan pentingnya sadar APBN. Dalam vlog tersebut juga ditekankan mengenai bagaimana pentingnya peran anak-anak muda dalam memahami, mengawasi, dan mengkritisi penggunaan APBN. Sehingga kegunaan dari dibuatnya vlog tersebut adalah sebagai sebuah gerakan sadar APBN. Kehadiran Maudy Ayunda yang dijadikan role model generasi millennials dapat mendorong para generasi millennials untuk ikut sadar akan pentingnya memahami, mengawasi, dan mengkritisi penggunaan APBN.




BAB V
PENUTUP

5.1.       Kesimpulan
Komunikasi dapat ditentukan berhasil atau tidaknya tergantung bagaimana komunikator dapat mempengaruhi komunikan, sehingga komunikan dapat bersikap dan berperilaku atau bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Untuk menunjang hal tersebut, maka media sangat mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Fenomena blog dalam bentuk video (vlog) menarik karena memanfaatkan jejaring sosial media yang dibungkus dalam bentuk kreatif. Video Blog (vlog) dapat digunakan sebagai media komunikasi persuasif untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai.
Secara keilmuan, semua kajian bidang ilmu selalu berkaitan dengan 3 pilar filsafat, tak terkecuali dengan Ilmu Komunikasi. Dalam prosesnya, semua dapat dikaji ditinjau dari aspek ontologi, epistimologi dan aksiologi yang selalu berkaitan satu sama lainnya.

5.2.       Saran
Media merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi efektifitas komunikasi, maka sebaiknya pemilihan media komunikasi yang tepat harus selalu dipertimbangkan. Kemajuan teknologi yang semakin cepat pun mengharuskan kita untuk dapat memanfaatkan apa yang sebaiknya digunakan untuk kebermanfaatan bersama. Berkaitan dengan kajian filsafat, perlu banyaknya contoh seperti dalam kehidupan sehari-hari agar dapat memahami filsafat itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

Buku
Burhan, Bungin. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Jalaludin Rakhmat. 1994. Psikologi Komunikasi.Bandung: Remaja Rosdakarya
Morissan. 2013. Teori Komunikasi, Individu Hingga Massa. Jakarta : Prenada Media Group.

Internet

Postingan populer dari blog ini

Melihat Kebaikan

Komunikasi Visual: Memahami Bahasa Tanpa Kata

Tumbuhkan Kreatifitas, Mahasiswa Dilatih Menulis dan Desain Grafis