Setelah ACC Kolo - Belajar Desain Grafis Bareng Himatepa dan LSP




Hi, sudah lama sekali.. Mungkin sudah sejak Januari lalu saya tidak menulis atau membaca buku selain dari tema yang diambil untuk tugas akhir. Sudah hampir memasuki bulan ke-9, Alhamdulillah, Hari Jum’at (27/09) lalu ACC untuk kolokium. Akhirnya berprogress naik satu tahapan di tengah semua godaan dan cobaan yang silih berganti malang melintang, menerjang, menghantam, membabi buta, merusak, mencakar sulit terhindarkan!

Lebay? Biarlah, tidak bakal direvisi tulisan ini.

Baik, kembali ke topik.
Sambil menunggu jadwal kolokium dan penentuan penguji (saya berharap semoga pengujinya Pak Ali, dosen Ilkom yang santuy, enak diajak sharing, membuka wawasan baru. - Semoga Pak Ali pun baca tulisan saya ini).

Saya coba nulis hal lain di luar skripsian. Sedikit tentang Pelatihan Desain Grafis dan Adobe Photoshop yang saya sampaikan pada saat sharing bareng teman-teman dari Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan (HIMATEPA) dan UKM Lingkar Studi Pers (LSP), Sabtu (28/09) lalu di Ruang Kuliah Fakultas Ilmu Pangan Halal, UNIDA Bogor.

Sesuai dengan permintaan dari teman-teman Himatepa dan LSP, output dari pelatihan ini adalah teman-teman tau gimana caranya pake photoshop untuk pembuatan konten sosial media. Jadi saya menyampaikan sedikit pengantar mengenai Desain Grafis, selebihnya lebih banyak praktek langsung belajar Photoshop.

Seperti biasanya, saya mulai dengan salam dan pengenalan diri. Hal pertama yang saya sampaikan yaitu mengenai pengertian Desain Grafis.

Ada banyak sekali pengertian desain grafis menurut para ahli, kalo kalian searching di google dengan kata kunci “Pengertian Desain Grafis Menurut Para Ahli”, maka yang keluar banyaknya adalah pengertian dari Suyanto, Danton Sihombing, Jessica Helfand, Kroeger, dan seterusnya. Dari satu blog atau web ke blog atau web lainnya itu hampir semua sama! Entahlah siapa yang menulis terlebih dahulu.

Maka dari itu, menurut saya, pengertian desain grafis yang paling sederhana ada di wikipedia. Biarpun kurang bagus ngutip dari wikipedia itu katanya, setidaknya pemahaman desain grafis dari ensiklopedia tersebut dapat lebih mudah dipahami untuk saya yang baru belajar.

“Desain grafis diartikan sebagai Seni berkomunikasi menggunakan tulisan, ruang, dan gambar. Bidang ini merupakan bagian dari komunikasi visual. Ilmu desain grafis mencakup seni visual, tipografi, tata letak, dan desain interaksi.” – Wikipedia.

Melalui desain grafis, diharapkan penyampaian informasi atau pesan dapat seefektif mungkin diterima oleh sasaran. Perlu ditekankan disini bahwa, desain yang baik harus bisa menggambarkan apa yang ingin ditampilkan dan disampaikan bukan hanya mengatur tata letak tulisan dan gambar dengan bagus.

“Desain harus mampu menggambarkan tujuan yang ingin dicapai secara visual,” – kataku.

Lebih jauh, ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam desain grafis. Konsep dasar dalam desain grafis ialah harus mengetahui elemen desain grafis itu sendiri. Ada 7 elemen dalam desain, diantaranya:
  1. Garis 
  2. Bentuk 
  3. Tekstur 
  4. Ruang 
  5. Ukuran 
  6. Warna 
  7. Tipografi

Elemen-elemen tersebut pada akhirnya harus memenuhi prinsip dasar pembuatan desain grafis, yaitu: 
  1. Proporsional (Kesederhaan)
  2. Balance (Keseimbangan)
  3. Unity (Kesatuan) 
  4. Emphasis (Penekanan) 
  5. Rhythm (Repetisi)

Dalam powerpoint, saya coba untuk memberikan gambaran kepada teman-teman perihal elemen serta prinsip desain tersebut. Gambaran yang ditampilkan, saya coba untuk memberikan perbandingan gambar hasil karya desain grafis yang baik dan tidak baik, agar lebih mudah dipahami.

Kemudian ada beberapa tips yang saya bagikan kepada teman-teman, yang mana tips ini saya dapat juga dari pelatihan desain grafis pada waktu itu di kelas bersama Kak Rizqi R. Mosmarth (lebih akrab disapa Kak Ecky), dia ini penyunting, penulis dan komikus di Bumilangit Comics.

Diantaranya ialah tips pemilihan warna dan tipografi. Dalam pewarnaan (coloring), ada yang disebut dengan color wheel theory. Ini merupakan cara sederhana untuk kita memilih warna agar terlihat eye catching. Kadang kita suka bingung bukan dengan pemilihan warna tersebut, apakah warna ini sesuai, cocok atau tidak. Singkatnya, coloring dapat dipilih dengan mengkombinasikan warna-warna terdekat (warna analog), ataupun pengkombinasian warna-warna yang bersebrangan/kontras (warna komplementer).

Selanjutnya tipografi, ialah teknik memilih dan menata huruf dalam penyebarannya pada ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu. Disini, pemilihan jenis huruf (font) menjadi faktor penting. Tidak disarankan lebih dari 3 jenis font dalam satu gambar desain grafis. Perhatikan pula ukuran font, agar membedakan mana judul, sub judul, ataupun isi.
Sekali lagi, prinsip dasar dalam desain yang disebutkan di atas menjadi pakem untuk membuat karya desain grafis kita terlihat lebih menarik dan enak dipandang.

Tak banyak materi mengenai desain grafis, saya rasa hal-hal tersebut cukup untuk memberikan gambaran kepada teman-teman. Ohya, mengenai estetika dan efektifitas, pada dasarnya “BAGUS” tidaknya sebuah karya desain grafis itu relatif. Tingkatnya berbeda pada setiap orang. Jika desain ingin mencapai kata “BAGUS” maka yang menjadi acuan lebih berat kepada subyektifitas yang melihat ataupun yang menilai. Sedangkan “BAIK” merupakan acuan yang semuanya mengkrucut pada tujuan. – dikutip dari yogasdesain@gmail.com

Maka dari itu, buatlah desain yang “BAIK”.


Setelah memulai dengan pengantar desain grafis tersebut, kita langsung pada praktek belajar photoshop.

Adobe Photoshop merupakan salah satu software editor gambar buatan Adobe Systems yang dikhususkan untuk pengeditan foto/gambar dan pembuatan efek, atau biasa disebut layer style yang berbasis bitmap.

Dalam prakteknya, secara garis besar kita mulai belajar dari menu bar, toolbox, property box, lembar kerja, layer, dst. Namun saya tak bisa merinci semua kegunaan pada masing-masing tools, dikarenakan keterbatasan waktu pelatihan. Kembali lagi ke tujuan atau output yang diinginkan, saya coba berbagi dengan membagi ke dalam 3 tahapan pelatihan.

Pertama, yaitu mengenai cara pembuatan konten untuk snapgram. Hal yang ditekankan disini adalah bagaimana agar teman-teman dapat memahami cara mengatur ukuran dan cropping. Lanjut tahap berikutnya, saya arahkan teman-teman untuk membuat sebuah photogrid manual untuk konten instagram. Dalam bagian ini, harapannya teman-teman dapat mengerti selain cara mengatur ukuran dan cropping, juga tau menggunakan ruler pada photoshop, hingga akhirnya paham bagaimana harus menyimpan hasil karya desain yang dibuat oleh teman-teman. Terakhir, saya minta teman-teman untuk mebuat salah satu gambar yang telah saya sediakan sebelumnya. Pada step terakhir ini, harapannya teman-teman dapat mengetahui bagaimana caranya membuat sebuah bentuk, mewarnai bentuk, mengganti warna bentuk, menambahkan teks, hingga memasukkan foto ke dalam sebuah bentuk (cliping mask).

Banyak hal yang masih ingin saya share ke teman-teman, dan banyak juga pertanyaan-pertanyaan dari teman-teman yang menarik. Namun, waktu 2 jam ternyata tidak cukup untuk pelatihan yang baru dasar ini.

Memang dalam belajar sebuah software, tidak dapat langsung paham dan semuanya hafal. Perlu proses. Sebetulnya, dalam pelatihan software desain grafis itu sendiri saya rasa baiknya belajar dari Corel Draw terlebih dahulu, bertahap. Perlu setidaknya beberapa atau banyak minggu untuk dapat menguasai sebuah software pengolah gambar, tergantung dari seberapa keras dan kuat usaha.


Di akhir, saya ucapkan terima kasih atas kesempatan untuk berbagi bersama teman-teman Himatepa dan LSP. Niat saya hanya untuk berbagi kepada teman-teman, karena apa yang saya bagi pun itu hasil dari berbaginya orang lain. Tidak ada sedikitpun niat untuk menggurui atau sebagai macamnya. Mengenai karya, saya pun masih harus belajar. Maka dari itu akan lebih mudah untuk kita belajar bersama-sama.

Semoga bermanfaat!

Postingan populer dari blog ini

Melihat Kebaikan

Komunikasi Visual: Memahami Bahasa Tanpa Kata

Tumbuhkan Kreatifitas, Mahasiswa Dilatih Menulis dan Desain Grafis