Pelatihan Peningkatan Manajemen Usaha Disnaker Kabupaten Bogor

Pada Kamis, 23 Juni 2022, saya bersama beberapa teman mendapat kesempatan untuk bisa belajar mengenai peningkatan manajemen usaha yang diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bogor. Meskipun awalnya, saya mengira akan mendapat pelatihan mengenai desain grafis, tapi ternyata ada sedikit kekeliruan. Tapi tak apa, masih dalam rangka belajar, apapun itu.

Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari, dari Kamis-Sabtu atau tepatnya tanggal 23-25 Juni 2022 di New Ayuda Puncak Hotel dengan peserta berjumlah sekitar kurang lebih 40 orang.

Pada hari pertama, setelah seremoni pembukaan yang dihadiri langsung oleh Bapak Zaenal Ashari, S.Sos., MM selaku Kepala Disnaker Kabupaten Bogor, kami diberikan materi mengenai tata kelola dalam manajemen usaha oleh Bapak Harry Ayusman dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).

Dalam paparannya, Pak Harry menyampaikan terkait dengan berbagai macam permasalahan dan bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut guna meningkatkan sebuah usaha atau bisnis. Paparan dimulai dengan brainstorming dan penggalian mendalam tentang permasalahan usaha yang dialami oleh para peserta. Kemudian, diceritakan mengenai perjalanan awal perusahaan yang sudah memiliki merek besar saat ini, seperti Indomaret, Ace Hardware, juga Restoran Sederhana.

Hal menarik dari apa yang disampaikan oleh Pak Harry, ialah antara lain bahwasanya merek usaha atau produk yang disebutkan, semua berawal dari perusahaan kecil yang tumbuh dan berkembang sampai detik ini. Tentu, pengelolaan usaha menjadi hal mendasar yang perusahaan tersebut miliki selain faktor-faktor lainnya.

“Semua dari kecil, ayo berfikir besar. Kita bisa besar seperti mereka, tidak ada yang tiba-tiba besar. Semua berproses,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Pak Harry juga menyampaikan 9 permasalahan disertai cara untuk mengatasinya. Salah satu diantaranya yang menjadi perhatian adalah belum dilakukannya pembukuan yang rapi, khususnya pada usaha UMKM.

Permasalahan belum melakukan pembukuan keuangan ini mengakibatkan untung rugi sulit untuk diketahui. Malah, tidak sedikit yang mencampurkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha. Solusinya, perlu adanya kesadaran dari pelaku usaha untuk dapat belajar melakukan pembukuan, baik secara manual ataupun menggunakan aplikasi bantuan. Sehingga pembukuan keuangan diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi keberlangsungan usaha.

Hari kedua, dibuka dengan paparan materi fundamental bisnis oleh Bapak Hanif Fansurya, seorang trainer. Fokus pembahasannya ialah pada 3 aspek penting bisnis, yakni mengenai bagaimana sebuah produk dapat ‘laku’, laris manis, dan berkembang.

Konsep dasar dalam bisnis, seperti yang dijelaskan antara lain adalah ketika semakin banyak orang yang kita tawarkan, maka akan semakin besar kemungkinan laris manis. Juga, ketika semakin menarik penawaran sebuah produk, maka akan semakin besar kemungkinan laris manis.

Lebih jauh, Pak Hanif menyampaikan konsep 4P yang menjadi bauran pemasaran, yaitu Product, Price, Place, dan Promotion.

“Sebuah produk, haruslah memenuhi 2 unsur, memenuhi kebutuhan dan memenuhi keinginan. Jangan menjadi pebisnis rahasia, untuk itu, promosi menjadi senjata produk kita dapat laku,” jelasnya.

Di sela-sela pembahasan materi, kami diberikan study case yang mana membantu kami untuk dapat berfikir dan menganalisa jenis produk dan strategi yang diterapkan.

Selebihnya, banyak hal yang didapatkan dari pelatihan ini, waktu 3 hari masih terasa kurang sebetulnya. Tetapi, yang lebih penting daripada itu semua adalah bagaimana kita bisa menjalankan dan mengembangkan sebuah usaha atau bisnis. Semoga, bisa menginspirasi dan memotivasi.

Postingan populer dari blog ini

Melihat Kebaikan

Komunikasi Visual: Memahami Bahasa Tanpa Kata

Tumbuhkan Kreatifitas, Mahasiswa Dilatih Menulis dan Desain Grafis